Skip to main content

Posts

Parigi Moutong Underwater : Pengalaman mengambil Lisensi Scuba Diving (Open Water)

  Banyak karya hebat yang dihasilkan dari pengasingan, persembunyian dan kesendirian. Orang-orang yang mendobrak batas ruang dan waktu, berimajinasi dan berpikir menembus batas tembok persembunyian, melawan rasa rindu dan angin kesepian yang berhembus kencang seakan ingin menarik akar idealis lepas dan terbang berputar-putar dihancurkan oleh sebuah tornado realitas hingga menjadi puing-puing tak bermakna. Ketika kutukar kehidupanku di kota yang serba sibuk dengan kehidupan yang relatif renggang dan sepi, pertemanan yang luas dan beragam ditukar dengan komunitas kecil yang bahkan tak kuketahui sifat asli orang-orangnya, pilihan makanan yang dulunya banyak menjadi terbatas. Karena ini adalah sebuah pilihan, maka tidak ada kata mundur dan memposisikan diri ini sebagai si dia yang tertindas , sebaliknya ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan jeda yang cukup menjadi suatu wadah untuk belajar dengan subjek tak terbatas yang kusebut kemudian sebagai Institut Kehidupan . Institusi y

Menuju Jantung Sulawesi Bagian 2 : Balada Patung Megalitik di Lembah Bada

  Membelah Jalan Aspal Tertinggi di Pulau Sulawesi Konon mata manusia hanya dapat melihat maksimal 200 derajat, penglihatan kitapun hanya terbatas terhadap apa yang terbentang dihadapan, ia hanya bisa menatap gelombang air laut atau ufuk horison paling jauh yang memperkuat teori bumi berbentuk lingkaran. Itu mengapa, menyambangi setiap sudut dan inti pulau Sulawesi membuka mata dan kenanganku betapa bumi yang terbentang adalah buku besar, dan pengalaman menjelajahinya tak pernah sia-sia dan sebatas perkara menghabiskan uang. I have to move ! Didukung cuaca mendung di Tentena, resepsionis cottage memperingatiku kalau mau ke Bada jangan sampai terlambat. ”Bukan hanya dua jam, bisa empat jam lebih. Apalagi musim hujan begini, jalanan sering longsor.” ”Tapi jalanan aspal kan?” ”Hanya sedikit.” Opini ini berlawanan dengan fakta yang kudapati dari hasil riset yang menyebutkan jalanannya sudah 90% aspal, bahkan bus Damri rute Poso kota-Bada bisa lewat. ”Kapan terakhir kesana.” ”H

Menuju Jantung Sulawesi Bagian 1: Tentena, Orang Pamona dan Gua Tengkorak

  Hukum ketertarikan kembali bekerja dalam diriku, dari berjuta-juta sel yang berbeda mereka kompak menggiring pemikiranku ke wacana yang lama kubiarkan tergeletak disudut tak terawat di dalam pikiran, kini muncul kepermukaan. Wacana yang hanya sebuah garis di peta memperlihatkan rute yang belum kesampaian, bagaimanapun, mereka ternyata saling terhubung. Wacana adalah awal, dan jika Tuhan mengaminkan, harus dilaksanakan dengan sebuah realisasi. Menilik kebelakang, sejujurnya garis di peta itu kubuat diantara rasa frustasi akan tekanan kerja yang kurasakan begitu menyiksa. Dan, entah mengapa keputusanku untuk dipindahkan ditempat yang mungkin bagi sebagian orang tak diinginkan, jauh dan sepi, namun membukakan jalan untuk petualangan baru di dalam hidupku. Petualangan selanjutnya bahkan datang lebih cepat setelah perjalananku kembali dari Taman Nasional Kepulauan Togean. Dua minggu kemudian, sisi paling Selatan Taman Nasional Lore Lindu, yup, tepatnya Lore Selatan segera memanggil