Jalanan ke pusat kota Manado saat itu macet berat, mungkin karena menjelang tahun baru 2015. Yah, kami masih berada di kota Nyiur melambai pinggiran samudera pasifik yang menawan. Sebagai Mahasiswa rantau dengan budget pas-pasan, kami datang bukan untuk wisata, pusat kota dan pantai boulevard cukup menjadi destinasi pas meski ‘itu-itu mulu’ tetap saja selalu memberikan kepuasan, salah satunya puas melihat keelokan gadis M inahasa. Karena macet, daripada getting bored di oto mikro, saya memutuskan untuk membuka akun Path yang sekarang sudah non-aktif. "Wah, anak kosan kumaseh ke Pantai pulisan, gilss… foto-fotonya bikin envy sekali, jan." Entah mengapa kalau melihat orang lain bepergian tanpa kamu ada disitu, rasanya…… (ya Tuhan jauhkanlah hamba-Mu dari sifat iri dan dengki). Butuh waktu tiga bulan setelah anak Kumaseh untuk bisa menikmati deburan ombak yang menampar telak batuan hitam (bukan batu akik doko yang hitam ituloh!) dan akhirnya bisa mengelus
My name means a seeker