Saya menaiki tangga indekosan dengan payah. Ulak, begitu ia disebut, meminta tolong agar saya menekan saklar untuk menyalakan lampu parkiran halaman. Dikantor hari ini sibuk, saya harus mengisi gudang kebutuhan kantor untuk beberapa bulan kedepannya, belum lagi tumpukan daftar permintaan dan keluhan pegawai yang harus segera di proses di daerah yang fasilitasnya serba terbatas. Saya langsung menutup pintu kamar, menanggalkan seluruh pakaian dan berbaring di kasur tanpa sehelai kain menutupi, kuharap segala penat hari ini menguap ke langit-langit kamar dan lenyap. Kupejamkan mataku perlahan, terdiam dan mulai merenung. Setiap kita butuh berhenti sejenak dari rutinitas . Seperti regenarasi sel yang malah dilakukan tubuh ketika pemiliknya tidur, kita butuh berhenti dari kosakata ‘hidup senantiasa bergerak’. Berhenti untuk ‘bersiap’ menjadi lebih baik lagi. Kadang saya bertanya, apakah hidup yang saya pilih saat ini sudah sesuai dengan cita-cita masa kecil saya. Oh, tentuny
My name means a seeker