Skip to main content

Air terjun Tekaan Telu Regesan: Surga lain di telapak kaki jurang


Liburan baru saja resmi di mulai, berbagai rencana telah di gelar, bagi mereka yang beruntung bisa pulang kampung, berbahagialah, namun bagi mereka yang tetap di Manado, tak kalah beruntung dan berbahagia bisa menjelajah alam Sulawesi Utara, land of smiling people yang menurut orang sini, "Manado nyandak hanya Bunaken kua, banyak surga yang tersembunyi di segala penjurunya." Suatu anugerah yang terlanjur kusadari bahwa penempatan di Balai Diklat Keuangan Manado, berarti menjadi penikmat alam. Dugaan  itu tidak salah, di Balai Diklat Keuangan ini satu-satunya Balai Diklat Keuangan yang membuka organisasi STAN Pecinta alam atau yang lebih tersohor dengan sebutan Stapala.

Rencana sebatas wacana jika tidak menemukan titik yang jelas, tujuannya kemana, dan nggak boleh menggunakan asas praduga tak bersalah dalam menentukan lokasinya, rencana jalan-jalan tidak semudah yang dibayangkan, dan harus atas persetujuan bersama, karena bulan Desember badai filiphina biasanya terjadi, ditambah ombak laut sedang tinggi-tingginya, kata Oma Pooe, Desember itu kunci tahun,entah apa maksudnya namun kami memutuskan untuk wisata yang tidak berbau laut, al-sepakatnya adalah kota Tomohon, kota bunga yang menduduki tanah bukit diatas 800 mdpl, sektor parawisata kota ini sedang giat-giatnya di maksimalkan, ini bisa dilihat dari peta wisata yang tertera di jalan, serta penunjuk titik wisata yang dipasang di jalan.

Titik-titik wisata yang dipilih adalah air terjun Tapahan Telu Kali, danau Tondano, dan danau Linow, waktu yang disepakati Sabtu, 20 Desember 2014. Masalahnya adalah rencana ini jauh dari realitas ketika tidak ada tour guidenya, terlebih tidak ada survei lokasi terlebih dahulu, bisa-bisa satu obyekpun tak tercapai.

Semua tergantung niatnya, begitulah hukum alam memberi solusi, dan akhirnya titik terangnya ditemukan, malam itu, seperti biasa aku lagi facebook-an dan naluri jalan-jalanku secara sengaja membawaku ke akun facebook milik kak Qobul (orang yang tepat), senior di stapala dan dari akun facebook itu aku menemukan alamat blognya, dan ternyata ia adalah seorang travel blogger, keren men! Aku membaca semua catatannya, dan ide itupun terlintas. Aku langsung BBM kakaknya untuk jalan-jalan, kakaknya malah ngajak aku jalan-jalan terlebih dahulu ke tumbak dan pulau naga pas natal pekan depan sebelum aku mengutarakan ikhtiar baikku ini, sebelum kujawab, kembali ku ajak balik kakaknya jalan-jalan seperti rencana, "hah? sabtu ini?.. jam? pake mobil apa emang san?... serius ini?" ya ela, mungkin tampang-tampangku meragukan kali yaaa, kataku dalam hati. Dan Alhamdulillah, kak Qobul nggak ada planning lain sabtu ini, peluang jalan-jalan semakin terbuka lebar. Rencana liburan Pooe camp resmi dibuka malam itu.

Rencana perjalanan real-nya adalah mengunjungi air terjun Tekaan telu regesan, air terjun Pinaras, danau Linow, dan vihara Ekayana. wow! satu kata yang terlintas ketika membayangkan itu semua.

Hari ditunggu-tunggupun telah tiba.
Sabtu, 20 Desember 2014
Peta Wisata Kota Tomohon
Perjalanan dimulai dari jln. A A Maramis kemudian belok kiri menuju jln. Yos Sudarso lalu belok kanan menuju Ringroad Manado, terus-terus ke kota Tomohon, eits... nggak susah menemukan dimana kita harus berhenti sebab di jalan sudah diberi petunjuk wisata, ditambah ada kak Qobul. Air terjun Tekaan Telu regesan berada di desa Tinoor, kota Tomohon, oleh sebab itu juga dinamakan air terjun Tinoor, tempat parkir disediakan di dekat bangunan berlogo burung hantu (apa sih namanya), dan fasilitasnya sudah baik, perjalanan dimulai dengan menurungi tangga, lalu tangganya menghilang digantikan dengan tanah gembut dengan pohon-pohon yang menurutku masih asli, perjalanan yang mulanya landai menjadi terjal, benar kata kak Qobul, kami pasti basah-basahan, air terjun ini berada dibawah jurang, sangking terjalnya, di pohon-pohon diikat tali tambang untuk berpegangan, perjalanan sekitar setengah jam menuju air terjun yang pertama, disini kami menyempatkan mandi-mandi dan berfoto sebelum berjalan menemukan air terjun lainnya yang katanya lebih menakjubkan.

Untuk mencapainya butuh semacam pengorbanan, semangat dan tekad, yaiyalah, kami mengunjunginya pada bulan Desember yang semua juga tahu pada bulan itu adalah puncak musim hujan resmi di mulai, arus sungai yang deras dan penuh menakut-nakuti kami, dan perjalanan harus lebih hati-hati lagi, karena sebagian dari kami melewati tebing, sebagian lagi harus menyusuri arus yang deras itu.

Meskipun jadwal harus molor, yang harusnya destinasi Tekaan telu jam 9.00 sampai 11.00 karena kehendak alam, namun kami sangat menikmatinya, sangat menikmatinya, beberapa kali aku dan teman-teman berteriak ketika mencapai sumber tekaan telu yang sesungguhnya.









Karena aku sudah terkena hempasan air terjun yang paling tinggi-nya Tekaan, seperti diatas, maka sah sudah aku dikatakan sebagai traveler penakluk air Tinoor, selanjutnya perjalanan kembali menuju basecamp dan agenda selanjutnya, shalat duhur di Masjid Tomohon dan melanjutkan perjalanan ke danau Linow, sampai jumpa dan jangan lupa kunjungi Wonderful High Land of Tomohon, Sulawesi Utara.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Solo Traveling : Maumere da gale kota Ende

Maumere da gale kota ende pepin gisong gasong le'le luk ele rebin ha           Sepenggal lirik lagu yang sangat terkenal saat masih kuliah di Manado dulu, lagu yang diputar di acara pesta pernikahan hingga oto-oto mikro (angkutan kota). Lagu ini merajai Indonesia Timur, dari tanah lahirnya Maumere, hingga di ujung utara Sulawesi. Lama kelamaan lagu ini bahkan lebih besar dari kota kelahirannya, dibuat jadi musik tarian dan senam di se-antero Nusantara. Pemandangan gunung Egon dari Laut Flores           Maumere, sebuah kota di Nusa Tenggara Timur. Hanya itu yang kuketahui, perihal kota ini berada di pulau Flores dan menjadi kota terbesar di Flores kutahu belakangan, belakangan pula kuketahui kalau di pulau ini lah kota Ende, Bajawa, Ruteng, Larantuka, dan Labuan Bajo yang terkenal itu berada.           Rencana ke Maumere ini bagaikan serangan jantung, tiba-tiba. Dilatarbelakangi menghadiri pesta pernikahan sahabat sekaligus rekan kerja di Makassar, saya akhirnya meng

Parigi Moutong Underwater : Pengalaman mengambil Lisensi Scuba Diving (Open Water)

  Banyak karya hebat yang dihasilkan dari pengasingan, persembunyian dan kesendirian. Orang-orang yang mendobrak batas ruang dan waktu, berimajinasi dan berpikir menembus batas tembok persembunyian, melawan rasa rindu dan angin kesepian yang berhembus kencang seakan ingin menarik akar idealis lepas dan terbang berputar-putar dihancurkan oleh sebuah tornado realitas hingga menjadi puing-puing tak bermakna. Ketika kutukar kehidupanku di kota yang serba sibuk dengan kehidupan yang relatif renggang dan sepi, pertemanan yang luas dan beragam ditukar dengan komunitas kecil yang bahkan tak kuketahui sifat asli orang-orangnya, pilihan makanan yang dulunya banyak menjadi terbatas. Karena ini adalah sebuah pilihan, maka tidak ada kata mundur dan memposisikan diri ini sebagai si dia yang tertindas , sebaliknya ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan jeda yang cukup menjadi suatu wadah untuk belajar dengan subjek tak terbatas yang kusebut kemudian sebagai Institut Kehidupan . Institusi y

Kisah 1000 Guru, 31 Peserta, 7.4 Magnitudo, 5 Hari

Berangkat Ke Palu Saya percaya akan ada hari dimana kejadian yang tepat datang di waktu yang tepat, kita biasa menyebutnya kebetulan atau mumpung. Kebetulan sekali, saya mendapat dinas luar di akhir pekan dan setelahnya saya bisa menjadi relawan dalam program Traveling and Teaching #11 1000 Guru Sulawesi Tengah di Palu, kesempatan emas yang tak kurencanakan sebelumnya namun   begitu kunantikan karena beberapa kali ingin ikut namun selalu saja ada halangan. Pesawat ATR menerbangkan penumpang dari Tolitoli menuju kota Palu, Kami tiba sekitar jam 11.00, cuaca Palu siang itu masih sama panas dan menyengatnya, kami memutuskan berjalan kaki menuju pintu gerbang bandara agar bisa menggunakan aplikasi ojek online menuju Palu Kuring untuk makan siang. Kami berpisah disini, Saya menuju ke KPP Pratama Palu dan teman kantor lainnya kembali ke bandara menunggu pesawat ATR berikutnya yang menerbangkan ke Luwuk. KPP Pratama Palu, kantor OJT-ku dua tahun yang lalu sedang dalam proses renovasi