Skip to main content

Tomohon: Fotoablenya danau Linow, danau vulkanik di Tomohon


Setelah sampai di resting place air terjun Tekaan Telu Regesan (Tinoor), perjalanan seru ini dilanjutkan ke Masjid Raya kota Tomohon untuk bersih-bersih, sholat duhur, dan istirahat sejenak, cuaca mendadak mendung, kota Tomohon yang sejuk menjadi lebih dingin, airnya menusuk sampai dalam-dalam, brrrr.
Entah mengapa aku sangat senang dan betah berada di kota sejuk ini, kotanya yang tertata indah, kota bunga nan memukau diapit oleh dua gunung yang berwibawa, halaman rumah penduduknya di tanami bunga kresan yang indah berwarna membuat kota Tomohon menjadi tempat yang nyaman dan berkesan bagi pengunjungnya, jalanan yang berkelok kami lewati menuju rute selanjutnya, sebenarnya air terjun Pinaras sih, hehehehe.. tapi karena teman-teman udah di puasin ama Tekaan Telu Regesan maka rute selanjutnya adalah Danau Linow yang terletak di Desa Lahendong, kecamatan Tomohon Selatan, kota Tomohon.




Danau Linow makin dekat, ini kunjungan danau pertamaku, wow amazing hehehe. Kalau sebelumnya, untuk mencapai Tekaan Telu harus melewati jurang yang terjal hingga badan penuh lumpur, untuk menikmati sisi terbaik danau linow hanya butuh duit, soalnya sebagian sisinya  udah dikelola pihak swasta, sisi positifnya, kebersihan danau lebih terjaga. Untuk masuk disisi terbaik, restoran D-Linow, kalian perlu mengeluarkan kocek 30.000,- rupiah/orang, udah termasuk retribusi ke pemerintah sebesar 5000,- rupiah dan teh hangat. Namun kalau dibanding keindahannya, semua itu menjadi tak terpikirkan, ada banyak kesan yang bisa kamu dapatkan ketika mengunjungi tempat ini.





Danau Linow fotoable banget, keterlaluan kalau anda ketempat ini untuk pertama kali dan nggak foto, itu berarti ada semacam sindrome ketidakpedulian, hehehe, karena fotoablenya itu, kak Qobul, tour guide kami nunggu lama di dalam D-Linow padahal diluar sedang gerimis. Linow, menurut sosiolog Universitas Sam Ratulangi, Alex Ulaen, berasal dari kata lilinowan yang artinya tempat berkumpul air, Danau yang berwarna hijau, hijau kebiruan, hijau keputih-putihan, bahkan kadang cokelat kekuning-kuningan pada waktu tertentu bagi yang memandang dari atas bukit, kalau memotret dari view yang tepat akan mendapatkan tiga warna yang berbeda, warna hijau dari permukaan yang timbul akibat kandungan belerang yang tinggi, konon ada hubungannya dengan aktivitas gunung Lokon yang masih satu wilayah.
Bukti Fotoable-nya danau Linow


Tips hemat ke danau Linow :
bawa makanan sendiri, air minum sendiri, soalnya nggak ada larangan membawa makanan masuk. 
 Dan Alhamdulillah, karena ada teman yang ulang tahun, jadi anggaran makanan ditanggung pemenang, terimakasih buat Akmal Zakki (15/12) semoga habis nraktir rejeki tetap lancar, aamiin. Sembari menunggu makan siang, diluar masih gerimis, danau yang indah tetap memanjarkan warna hijaunya, sepasang burung sawah berwarna putih anggun beterbangan membelah danau, bebek-bebek bermain disisi kiri danau, nun disisi sebelah, asap putih belerang menambah keindahan danau. Sore yang indah dan berkesan, setelah makan siang yang sebenarnya udah overtime, gerimis pun reda, kami menyempatkan jalan-jalan disamping danau sebelum kembali pulang.

Terimakasih buat kak Qobul, atas Tour Guidenya, cerita  seru traveling kak Qobul bisa dibaca di www.pamujiqobul.blogspot.com .





Selamat Ulang Tahun Akmal (Goroho)


Kameramen kita nih, masih jomblo!

Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling : Maumere da gale kota Ende

Maumere da gale kota ende pepin gisong gasong le'le luk ele rebin ha           Sepenggal lirik lagu yang sangat terkenal saat masih kuliah di Manado dulu, lagu yang diputar di acara pesta pernikahan hingga oto-oto mikro (angkutan kota). Lagu ini merajai Indonesia Timur, dari tanah lahirnya Maumere, hingga di ujung utara Sulawesi. Lama kelamaan lagu ini bahkan lebih besar dari kota kelahirannya, dibuat jadi musik tarian dan senam di se-antero Nusantara. Pemandangan gunung Egon dari Laut Flores           Maumere, sebuah kota di Nusa Tenggara Timur. Hanya itu yang kuketahui, perihal kota ini berada di pulau Flores dan menjadi kota terbesar di Flores kutahu belakangan, belakangan pula kuketahui kalau di pulau ini lah kota Ende, Bajawa, Ruteng, Larantuka, dan Labuan Bajo yang terkenal itu berada.           Rencana ke Maumere ini bagaikan serangan jantung, tiba-tiba. Dilatarbelakangi menghadiri pesta pernikahan sahabat sekaligus rekan kerja di Makassar, saya akhirnya meng

Parigi Moutong Underwater : Pengalaman mengambil Lisensi Scuba Diving (Open Water)

  Banyak karya hebat yang dihasilkan dari pengasingan, persembunyian dan kesendirian. Orang-orang yang mendobrak batas ruang dan waktu, berimajinasi dan berpikir menembus batas tembok persembunyian, melawan rasa rindu dan angin kesepian yang berhembus kencang seakan ingin menarik akar idealis lepas dan terbang berputar-putar dihancurkan oleh sebuah tornado realitas hingga menjadi puing-puing tak bermakna. Ketika kutukar kehidupanku di kota yang serba sibuk dengan kehidupan yang relatif renggang dan sepi, pertemanan yang luas dan beragam ditukar dengan komunitas kecil yang bahkan tak kuketahui sifat asli orang-orangnya, pilihan makanan yang dulunya banyak menjadi terbatas. Karena ini adalah sebuah pilihan, maka tidak ada kata mundur dan memposisikan diri ini sebagai si dia yang tertindas , sebaliknya ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan jeda yang cukup menjadi suatu wadah untuk belajar dengan subjek tak terbatas yang kusebut kemudian sebagai Institut Kehidupan . Institusi y

Kisah 1000 Guru, 31 Peserta, 7.4 Magnitudo, 5 Hari

Berangkat Ke Palu Saya percaya akan ada hari dimana kejadian yang tepat datang di waktu yang tepat, kita biasa menyebutnya kebetulan atau mumpung. Kebetulan sekali, saya mendapat dinas luar di akhir pekan dan setelahnya saya bisa menjadi relawan dalam program Traveling and Teaching #11 1000 Guru Sulawesi Tengah di Palu, kesempatan emas yang tak kurencanakan sebelumnya namun   begitu kunantikan karena beberapa kali ingin ikut namun selalu saja ada halangan. Pesawat ATR menerbangkan penumpang dari Tolitoli menuju kota Palu, Kami tiba sekitar jam 11.00, cuaca Palu siang itu masih sama panas dan menyengatnya, kami memutuskan berjalan kaki menuju pintu gerbang bandara agar bisa menggunakan aplikasi ojek online menuju Palu Kuring untuk makan siang. Kami berpisah disini, Saya menuju ke KPP Pratama Palu dan teman kantor lainnya kembali ke bandara menunggu pesawat ATR berikutnya yang menerbangkan ke Luwuk. KPP Pratama Palu, kantor OJT-ku dua tahun yang lalu sedang dalam proses renovasi