Kepada
esok pagi kukatakan aku takut dewasa
Aku
takut serius-
Kepada
para perempuan yang sedang menunggu di bilik kamar
Aku
takut salah memilih,
Kupercayalah
pada hembusan angin yang meniupi lilin-lilin
Bias
cahaya surya pelan-pelan tenggelam
Menebar
tinta emas dengan kanvas yang menjinakkan perasaan
Suatu
malam seorang musafir melakukan perjalanan di gurun pasir seorang diri
Konstelasi
Bintang cukup menjadi patok penambat jangkar
Kukatakan
pada Perempuan yang menunggu di kamar yang sudah gelap
Kasta
Brahmana cinta adalah ketika ia bertapa di kuil terdalam dibilik jantung
Tak
perlu dicari, tak perlu memohon.
Lalu,
Kepada
kakek tua yang duduk membelakangiku disudut ruangan, ia mengendalikan jam atom
Aku
berkata takut dewasa
Di
kota besar yang penuh angka-angka, menggelantung status berpasang-pasangan
Aku
takut melihat sebuah
dan sesuatu hanya di permukaan.
Dibumi kita seharusnya di pertemukan.
tak perlu dicari, tak perlu memohon.
Walaun saat itu harapanmu hanya mendapati kedamaian matahari sore di pulau Mahoro.
Tapi, daya tatapan matamu adalah pesona senjaku yang berkepanjangan.
Comments
Post a Comment