Skip to main content

Posts

Showing posts from 2022

Menuju Jantung Sulawesi Bagian 2 : Balada Patung Megalitik di Lembah Bada

  Membelah Jalan Aspal Tertinggi di Pulau Sulawesi Konon mata manusia hanya dapat melihat maksimal 200 derajat, penglihatan kitapun hanya terbatas terhadap apa yang terbentang dihadapan, ia hanya bisa menatap gelombang air laut atau ufuk horison paling jauh yang memperkuat teori bumi berbentuk lingkaran. Itu mengapa, menyambangi setiap sudut dan inti pulau Sulawesi membuka mata dan kenanganku betapa bumi yang terbentang adalah buku besar, dan pengalaman menjelajahinya tak pernah sia-sia dan sebatas perkara menghabiskan uang. I have to move ! Didukung cuaca mendung di Tentena, resepsionis cottage memperingatiku kalau mau ke Bada jangan sampai terlambat. ”Bukan hanya dua jam, bisa empat jam lebih. Apalagi musim hujan begini, jalanan sering longsor.” ”Tapi jalanan aspal kan?” ”Hanya sedikit.” Opini ini berlawanan dengan fakta yang kudapati dari hasil riset yang menyebutkan jalanannya sudah 90% aspal, bahkan bus Damri rute Poso kota-Bada bisa lewat. ”Kapan terakhir kesana.” ”H

Menuju Jantung Sulawesi Bagian 1: Tentena, Orang Pamona dan Gua Tengkorak

  Hukum ketertarikan kembali bekerja dalam diriku, dari berjuta-juta sel yang berbeda mereka kompak menggiring pemikiranku ke wacana yang lama kubiarkan tergeletak disudut tak terawat di dalam pikiran, kini muncul kepermukaan. Wacana yang hanya sebuah garis di peta memperlihatkan rute yang belum kesampaian, bagaimanapun, mereka ternyata saling terhubung. Wacana adalah awal, dan jika Tuhan mengaminkan, harus dilaksanakan dengan sebuah realisasi. Menilik kebelakang, sejujurnya garis di peta itu kubuat diantara rasa frustasi akan tekanan kerja yang kurasakan begitu menyiksa. Dan, entah mengapa keputusanku untuk dipindahkan ditempat yang mungkin bagi sebagian orang tak diinginkan, jauh dan sepi, namun membukakan jalan untuk petualangan baru di dalam hidupku. Petualangan selanjutnya bahkan datang lebih cepat setelah perjalananku kembali dari Taman Nasional Kepulauan Togean. Dua minggu kemudian, sisi paling Selatan Taman Nasional Lore Lindu, yup, tepatnya Lore Selatan segera memanggil

Berlayar ke Teluk Tomini, Berkeliling di Taman Nasional Kepulauan Togean

Senin libur Waisak! Kata salah satu teman kantor di meja kerja kami yang panjang menghadap ke ufuk timur, sinar matahari masih menembus dari sela-sela jendela dan pintu kaca kantor yang lebar sebelum kami hendak membuka loket pelayanan hari ini. Betapa istimewanya ini bulan, banyak libur dan cuti bersama! Gumamku dalam hati, ditambah pemerintah berbaik hati telah membiarkan warga negaranya mudik dan merayakan lebaran di kampung halaman.               Kutatap kearah jalanan, dibalik rumah-rumah, pasar dan jalanan kurasakan hembusan angin teluk tomini yang tenang, kututup kedua bola mataku lalu membayangkan airnya yang hangat dan terumbu karangnya yang tersohor indah, jauh dibalik ufuk horison terhampar sekitar 60 pulau yang disebut Taman Nasional Kepulauan Togean. Sudah waktunya , bisik spirit yang menghuni salah satu pulaunya!               Togean dan saya sebetulnya tidak berjodoh sejak beberapa tahun terakhir, dimulai dari 2017 saat saya mulai melakukan riset menuju pulau-pulau d