Skip to main content

Tumbak: Memaknai Kembali Arti Sebuah Negara Kepulauan.


Negara kita adalah negara kepulauan terbesar dan terluas di dunia, oleh sebab itu Indonesia mempunyai nama keren lainnya, yaitu Nusantara. Dari pulau yang terbesar ke dua dan tiga di dunia, yakni Papua (2) dan Kalimantan (3) hingga pulau terkecil di dunia yang unyu-unyu ada di Indonesia, yaitu pulau Simping yang berada di perairan Kalimantan Barat dan telah diakui dan tercatat di PBB. (data wikipedia)

Cottage pulau Bohanga, Tumbak

Indonesia itu archipelagonya dunia kawan, coba aja deh lihat di globe, Indonesia menjadi pemisah antara Australia dengan Asia, antara fasifik dengan Hindia, Indonesia itu bagaikan roti lapis, di balik pulau ada laut dan dibalik laut ada pulau, begitu seterusnya.  Roti daratan berlapis lautan.

Ponteng Island

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Pada tahun 2002 berdasarkan hasil kajian citra satelit menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia adalah sebanyak 18.306 buah, wow. (sumber wikipedia).



 Pernah nggak sih kepikir wahai traveler, kamu melakukan traveling dari satu pulau ke pulau lainnya, nggak usah 18.306 pulau itu, kebanyakan! Cukup ke pulau terdekat yang ada di provinsimu aja, terutama bagi kamu yang berada di Nusa Tenggara, disitu pusatnya archipelago dan sepertinya ini something yang masih anti-menstream, percaya deh.

Perjalanan yang paling asik adalah dengan perahu (katinting)


Kini kesempatan itu terbuka untukku, keberadaanku di negeri nyiur melambai ini menjadi sebuah perjalanan yang mengesankan. Kak Qobul (http://pamujiqobul.blogspot.com) yang kemarin berencana untuk traveling tiga hari dan mengajakku berburu milky way di kepulauan Tumbak di Poseman dan Naga di Ratatotok dengan segala upaya bisa membuat ini menjadi kenyataan, walaupun aku hanya berdua dengan Goroho, dan nggak bisa mengajak teman lainnya di camp Pou, namun kuakui perjalanan ini bukan cuma sekedar wisata, bersenang-senang, snorkling, naik katinting (perahu ber-genset), berlibur bersama senior STAN yang udah kerja di KPP Pratama Manado, namun dari traveling ini aku bisa menemukan makna negara kepulauan walau hanya diam di atas perahu dan terkena percikan ombak, disini kita bisa merenungi hidup, berpikir betapa kecilnya kamu di Cottage pulau Bohanga dan betapa besar-Nya Tuhan yang menciptakan semua ini, betapa bangganya kamu menjadi penghuni mutumanikam khatulistiwa, dan..... betapa pembangunan juga masih saja belum merata.

Rute Mapanget-Tumbak

Perjalanan ke surga tersembunyi-nya Minahasa Tenggara dari Mapanget, kota Manado ke Tumbak Madani, desa terakhir membutuhkan rute yang cukup panjang, tapi semua itu nggak terasa jika kamu seorang traveler sejati, sebab kamu akan melewati sisi Ringroad-Manado, kota Tomohon yang indah, Tondano yang indah, kawangkoan yang indah juga dan pemandangan alam yang super duper amazing. 

Naga (terputus-putus) island at Ratatotok

Dan antara percaya nggak percaya, disini kamu akan menemukan makna sebenarnya atas kata "bahagia itu sederhana, dan/atau bahagia itu tidak selalu di ukur dengan materi". Untuk menikmati wisata kepulauan Tumbak yang memesona, dengan karakteristik pulau yang berbeda-beda kamu harus menginap di cottage atau camping karena satu hari saja disini itu tidak cukup menurutku untuk menjelajahi tumbak archipelago, disana ada pulau Baling-baling yang berombak dan hanya bisa dikunjungi at early morning, pulau Ponteng yang super indah, dengan pemandangan bawah laut yang memukau, pulau kobong (kebun) yang menjadi kebun warga pesisir Tumbak Madani, pulau pasir panjang dengan kemewahan mangrovenya, pasir putih yang lembut dengan alunan angin sepoy-sepoy, cocok buat berjemur, dan kerennya sob, dari sini kamu bisa melihat gunung Soputan yang mengeluarkan semacam abu vulkanik. Gunung ini hampir tiap tahun meletus. 

Snorkling at Pantai Pulau Ponteng

At least, ketika kamu meninggalkan tempat ini, belum seminggu perjalanan itu berlalu kamu akan dan pasti rindu. Rindu sama Tumbak Archipelago yang pecah, rindu sama masyarakatnya yang hidup sederhana namun bahagia dan kamu makin bersyukur dengan kehidupanmu sekarang, dan pastinya disini kamu bisa menemukan arti negara kepulauan itu sendiri, lalu dari hati kecilmu akan bangga menjadi warga negara Indonesia, percaya aja deh. 

Pulau Kobong

Pose ala Indonesia Bagus at Pulau Baling-baling



Ini merupakan aset terbesar bung, yang mestinya kita jaga kelestariannya, keindahannya, ke asliannya, sebab Tuhan memberi kita lebih dari tempat yang lain, disini kamu benar-benar tahu Maha besar Tuhan dengan segala keindahan-Nya.


Lihatlah Gunung Soputan nan jauh disana

Beautiful of Pantai Pasir panjang



Tumbak Madani Village

 







Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling : Maumere da gale kota Ende

Maumere da gale kota ende pepin gisong gasong le'le luk ele rebin ha           Sepenggal lirik lagu yang sangat terkenal saat masih kuliah di Manado dulu, lagu yang diputar di acara pesta pernikahan hingga oto-oto mikro (angkutan kota). Lagu ini merajai Indonesia Timur, dari tanah lahirnya Maumere, hingga di ujung utara Sulawesi. Lama kelamaan lagu ini bahkan lebih besar dari kota kelahirannya, dibuat jadi musik tarian dan senam di se-antero Nusantara. Pemandangan gunung Egon dari Laut Flores           Maumere, sebuah kota di Nusa Tenggara Timur. Hanya itu yang kuketahui, perihal kota ini berada di pulau Flores dan menjadi kota terbesar di Flores kutahu belakangan, belakangan pula kuketahui kalau di pulau ini lah kota Ende, Bajawa, Ruteng, Larantuka, dan Labuan Bajo yang terkenal itu berada.           Rencana ke Maumere ini bagaikan serangan jantung, tiba-tiba. Dilatarbelakangi menghadiri pesta pernikahan sahabat sekaligus rekan kerja di Makassar, saya akhirnya meng

Parigi Moutong Underwater : Pengalaman mengambil Lisensi Scuba Diving (Open Water)

  Banyak karya hebat yang dihasilkan dari pengasingan, persembunyian dan kesendirian. Orang-orang yang mendobrak batas ruang dan waktu, berimajinasi dan berpikir menembus batas tembok persembunyian, melawan rasa rindu dan angin kesepian yang berhembus kencang seakan ingin menarik akar idealis lepas dan terbang berputar-putar dihancurkan oleh sebuah tornado realitas hingga menjadi puing-puing tak bermakna. Ketika kutukar kehidupanku di kota yang serba sibuk dengan kehidupan yang relatif renggang dan sepi, pertemanan yang luas dan beragam ditukar dengan komunitas kecil yang bahkan tak kuketahui sifat asli orang-orangnya, pilihan makanan yang dulunya banyak menjadi terbatas. Karena ini adalah sebuah pilihan, maka tidak ada kata mundur dan memposisikan diri ini sebagai si dia yang tertindas , sebaliknya ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan jeda yang cukup menjadi suatu wadah untuk belajar dengan subjek tak terbatas yang kusebut kemudian sebagai Institut Kehidupan . Institusi y

Kisah 1000 Guru, 31 Peserta, 7.4 Magnitudo, 5 Hari

Berangkat Ke Palu Saya percaya akan ada hari dimana kejadian yang tepat datang di waktu yang tepat, kita biasa menyebutnya kebetulan atau mumpung. Kebetulan sekali, saya mendapat dinas luar di akhir pekan dan setelahnya saya bisa menjadi relawan dalam program Traveling and Teaching #11 1000 Guru Sulawesi Tengah di Palu, kesempatan emas yang tak kurencanakan sebelumnya namun   begitu kunantikan karena beberapa kali ingin ikut namun selalu saja ada halangan. Pesawat ATR menerbangkan penumpang dari Tolitoli menuju kota Palu, Kami tiba sekitar jam 11.00, cuaca Palu siang itu masih sama panas dan menyengatnya, kami memutuskan berjalan kaki menuju pintu gerbang bandara agar bisa menggunakan aplikasi ojek online menuju Palu Kuring untuk makan siang. Kami berpisah disini, Saya menuju ke KPP Pratama Palu dan teman kantor lainnya kembali ke bandara menunggu pesawat ATR berikutnya yang menerbangkan ke Luwuk. KPP Pratama Palu, kantor OJT-ku dua tahun yang lalu sedang dalam proses renovasi