Skip to main content

Lari! Jangan banyak pikir, Lakukan saja!

Oh ya. Selamat tahun Baru 2018! Selamat datang kembali di Blog ini. Jadi, apa resolusimu teman?
Sore itu, saya baru saja lari 5k di Mamuju Utara (rumah) pertama kalinya di tanggal 1 Januari 2018. 


saya sangat suka dengan semboyan dari Nike diatas, Run! Just Do It! dan saya akhirnya  menginstal aplikasi  Nike + Running Club di Iphone saya di akhir Agustus 2017. Awalnya, saya biasa (tidak sering sih) jogging sore hari di lapangan kota dengan seorang atau dua orang teman kantor, sekedar mengeluarkan keringat setelah duduk sepanjang hari di kursi. 

Teman (sedikit curhat), dulu badan saya sangat kurus dan memiliki nafsu makan yang sangat rendah (mungkin nafsu yang lain tinggi 😑), meskipun sudah memiliki penghasilan sendiri. Pekerjaan yang menumpuk di kantor malah kadang membuat selera makan hilang, sering saya tidak menghabiskan makanan padahal tidak banyak amat. 

Entah pada titik mana saya menyadari bahwa olahraga adalah sebuah kebutuhan, bukan lagi pilihan. Saya mulai menjadwalkan lari (karena ini cabang olahraga yang ga butuh keahlian khusus), walau masih dalam lisan. Sekali dua minggu awalnya, hingga sekali seminggu, dan kini minimal dua kali seminggu.

Dulu saya berpikir kalau olahraga rutin kan buat mereka yang sedang diet dan bertubuh gemuk, kalau saya olahraga malah tambah kurus dong. Namun persepsi itu 100% salah, setelah berlari saya biasanya merasa lelah, namun tubuh saya merasa nikmat, nafsu makan saya jadi meningkat, dan yang terpenting tidur saya lelap.

Dengan menggunakan aplikasi Nike + Running Club, saya bisa melihat pencapaian saya dalam berlari, dimulai dari 3 kilometer, hingga 5 kilometer. Saat ini pencapaian tertinggi saya 10 kilometer.

Lari telah banyak mengubah keadaan saya secara drastis, tidak hanya secara fisik namun juga mental. Secara fisik berat badan saya naik hingga 6 kg, menjadi 57 kg. Secara mental saya berfikir dan merasa badan saya segar ketika bangun pagi, dan tenang dalam menjalani aktivitas.

Lari menjadi momen yang sangat menyenangkan, menjadi dunia baru bagiku yang tentunya lebih baik dari sebelumnya.

Lari adalah awal yang membahagiakan di penghujung tahun 2017, setiap hari saya bangun lebih awal, lebih pagi dari biasanya, saya jadi jarang begadang ketika malam, dan merasa level bahagia saya makin meningkat.

Oh ya, saya memindahkan jadwal lari saya dari sore ke pagi hari. Saya biasanya memulai kegiatan tersebut pukul 06.00 dan selesai sekitar 06.45, biasanya kepala seksi waskon I juga berlari dilapangan, dan kami berlari bersama, setelahnya saya masih punya bebera menit untuk berenang di sungai.

Karena saya hobi traveling, saya punya misi lari 5k disetiap tempat yang saya kunjungi, terutama tempat yang baru pertama kali saya kunjungi.

So guys, ayo lari! Jangan banyak pikir!

Comments

Popular posts from this blog

Solo Traveling : Maumere da gale kota Ende

Maumere da gale kota ende pepin gisong gasong le'le luk ele rebin ha           Sepenggal lirik lagu yang sangat terkenal saat masih kuliah di Manado dulu, lagu yang diputar di acara pesta pernikahan hingga oto-oto mikro (angkutan kota). Lagu ini merajai Indonesia Timur, dari tanah lahirnya Maumere, hingga di ujung utara Sulawesi. Lama kelamaan lagu ini bahkan lebih besar dari kota kelahirannya, dibuat jadi musik tarian dan senam di se-antero Nusantara. Pemandangan gunung Egon dari Laut Flores           Maumere, sebuah kota di Nusa Tenggara Timur. Hanya itu yang kuketahui, perihal kota ini berada di pulau Flores dan menjadi kota terbesar di Flores kutahu belakangan, belakangan pula kuketahui kalau di pulau ini lah kota Ende, Bajawa, Ruteng, Larantuka, dan Labuan Bajo yang terkenal itu berada.           Rencana ke Maumere ini bagaikan serangan jantung, tiba-tiba. Dilatarbelakangi menghadiri pesta pernikahan sahabat sekaligus rekan kerja di Makassar, saya akhirnya meng

Parigi Moutong Underwater : Pengalaman mengambil Lisensi Scuba Diving (Open Water)

  Banyak karya hebat yang dihasilkan dari pengasingan, persembunyian dan kesendirian. Orang-orang yang mendobrak batas ruang dan waktu, berimajinasi dan berpikir menembus batas tembok persembunyian, melawan rasa rindu dan angin kesepian yang berhembus kencang seakan ingin menarik akar idealis lepas dan terbang berputar-putar dihancurkan oleh sebuah tornado realitas hingga menjadi puing-puing tak bermakna. Ketika kutukar kehidupanku di kota yang serba sibuk dengan kehidupan yang relatif renggang dan sepi, pertemanan yang luas dan beragam ditukar dengan komunitas kecil yang bahkan tak kuketahui sifat asli orang-orangnya, pilihan makanan yang dulunya banyak menjadi terbatas. Karena ini adalah sebuah pilihan, maka tidak ada kata mundur dan memposisikan diri ini sebagai si dia yang tertindas , sebaliknya ini adalah saat yang tepat untuk memanfaatkan jeda yang cukup menjadi suatu wadah untuk belajar dengan subjek tak terbatas yang kusebut kemudian sebagai Institut Kehidupan . Institusi y

Kisah 1000 Guru, 31 Peserta, 7.4 Magnitudo, 5 Hari

Berangkat Ke Palu Saya percaya akan ada hari dimana kejadian yang tepat datang di waktu yang tepat, kita biasa menyebutnya kebetulan atau mumpung. Kebetulan sekali, saya mendapat dinas luar di akhir pekan dan setelahnya saya bisa menjadi relawan dalam program Traveling and Teaching #11 1000 Guru Sulawesi Tengah di Palu, kesempatan emas yang tak kurencanakan sebelumnya namun   begitu kunantikan karena beberapa kali ingin ikut namun selalu saja ada halangan. Pesawat ATR menerbangkan penumpang dari Tolitoli menuju kota Palu, Kami tiba sekitar jam 11.00, cuaca Palu siang itu masih sama panas dan menyengatnya, kami memutuskan berjalan kaki menuju pintu gerbang bandara agar bisa menggunakan aplikasi ojek online menuju Palu Kuring untuk makan siang. Kami berpisah disini, Saya menuju ke KPP Pratama Palu dan teman kantor lainnya kembali ke bandara menunggu pesawat ATR berikutnya yang menerbangkan ke Luwuk. KPP Pratama Palu, kantor OJT-ku dua tahun yang lalu sedang dalam proses renovasi